Membentuk Karakter Bela Negara
Loving Yourself like You Bite Your Cake — Sudah kenal dengan pendidikan bela negara atau kewarganegaraan yang kita pelajari sejak sekolah dasar, membuat kita gak asing lagi dengan istilah "mencintai tanah air". Karena ini berhubungan dengan tanah air yang kita cintai.
Hai, kawan! I wanna tell the story from my class a few weeks later. So excited to write it down from my thought, jadi aku akan menyajikannya dalam blog kali ini.
Jadi apa sih bela negara itu?
Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dilandasi oleh kecintaan kepada negara.
Dasarnya beracu pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Gak sedikit orang yang berfikir kalau "karakter bela negara" atau "sikap bela negara" itu hanyalah kewajiban belaka yang bisa tumbuh mendadak karena desakan-desakan tertentu di beberapa momentum aja.
Misalkan keadaan politik di Indonesia 2024 (Agustus-September) saat ini yang kita ketahui, kalau kita sedang tidak baik-baik saja.
Highlight di sini adalah KKN.
Banyak orang tahu, tapi gak semua orang tahu dan ikut serta dalam pengadilannya.
Tapi gak sedikit juga yang baru melek akan kondisi tidak sehat ini, atau mereka yang sekedar hanya ikut-ikutan karena vibe FOMO.
Padahal bukan hanya masyarakat saja yang perlu memiliki karakter bela negara, betul?
Pelaku pemerintahan juga harusnya memiliki kesadaran ini, bukan lagi sekedar kewajiban demi menjadi penjabat saja.
Apakah harus ada desakan-desakan dari eksternal negara kita agar para pemerintah juga memiliki sikap bela negara?
Jangan sampai juga ya ^^
Okey, aku cukupkan pelajaran PPKN ini. Mari kita bahas sisi internal kita.
Karakter bela negara itu perlu dibangun dengan kesadaran yang berbeda dari kesadaran hidup biasanya.
Karena cakupannya luas; mulai diri sendiri dengan keluarga, teman, masyarakat, sampai pada warga negara.
Maka dari itu harus dicicil pembangunan kesadarannya.
Sederhana saja, seperti apa yang diajarkan seorang guru dalam kelasku kemarin.
Beliau berkata, mulailah dengan "mencintai diri sendiri".
Sederhananya begini, kawan. Kalau kita sudah dapat mencintai diri sendiri, gak akan susah untuk menebar kasih dengan makhluk Tuhan lainnya.
Penerimaan Diri
"Penerimaan diri" menjadi step awal dalam membangun self love.
Seperti salah satu kisah bapak guru yang mengajarkan nilai penting ini kepadaku dan kawan-kawan kelas lainnya.
Ketika beliau pindah sekolah dan mengalami bullying di sekolah barunya, menimbulkan banyak pertanyaan dan tekanan emosional besar dalam diri beliau.
Secara tidak langsung, dari hari ke hari dan tahun ke tahun ini menimbulkan keadaan mental yang perlu diuraikan keruwetannya.
Padahal beliau memiliki pengalaman kurang menyenangkan.
Tapi hebatnya ketika melanjutkan pendidikan di jenjang berikutnya beliau dapat bersinar lebih terang.
Dari apa yang aku terima, beliau telah mendapatkan tahap satu penerimaan dirinya sendiri.
Buktinya apa?
Beliau mampu berprestasi terus kedepan tanpa menghiraukan momen perundungannya di masa lalu.
Bertahap ketika beliau menikah dimana keberuntungannya berlanjut mendapatkan pasangan yang mampu membimbing penerimaan dirinya lebih dalam lagi.
Sejujurnya di sini aku merasa impressed.
Karena ternyata emotional experience itu gampang gampang susah untuk dikenali oleh diri sendiri. Padahal dia berada di dalam diri ini.
Emotional Experience
Berdasarkan apa yang aku search di google—aku menyarankan kamu juga menguliknya sendiri, kawan—emotional experience itu hasil dari kumpulan situasi yang memengaruhi seseorang sehingga bagaimana situasi tersebut dipahami.
Jadi kawan, itulah mengapa aku mulai paham kalau gak semua orang memiliki kesadaran untuk menerima diri sendiri.
Misalkan kamu sedang makan sepotong kue dengan keadaan menangis karena suatu hal.
Emotional experiencenya ada beberapa macam; rasa sedih, kecewa, mungkin juga marah, tapi ada rasa enak kue yang lumer di mulut, sensasi menenangkan dari kue, dsb.
Jadi, emosi apa yang bakalan di validasi di saat itu?
Seringnya... kita sering mengalami kondisi seperti itu, maka dari itu ada baiknya kita melatih diri untuk membangun awareness.
Untuk apa? Untuk bisa menerima warna-warni emosi itu untuk diikhlaskan bahwa,
"iya aku merasakannya".
Okey, ternyata ini menyenangkan bukan kalau jadi paham konsep dasarnya?
Back to "mencintai tanah air seperti mencintai diri sendiri". Rangkumannya adalah:
Mencintai diri sendiri berarti melakukan penerimaan terhadap segala bentuk emotional experience yang pernah di dapat, sehingga mampu live in the moment. Mencintai diri sendiri mampu membangkitkan energi positif dimana energi bisa bertransformasi ke materi lain, termasuk manusia. Jadi, mudah untuk melihat, merasakan, & bersikap secara positif. Terutama dalam mencintai tanah air. Karena sudah terbiasa dengan medan energi yang positif, jadi tubuh secara otomatis akan melakukan penyesuaian atau mencari lingkungan yang sama.
So these all about self love for our Indonesia, kawan.
Kamu juga bisa baca blog seputar energi dan kasih di sini juga. Merasa terhormat bisa menyajikan tulisan ini karena berada dalam kelas yang sangat inspiratif.
Kawan, semua yang aku bagikan merupakan pov dariku. Tentu aku merefleksikan ini tidak instan, dan sampai hari ini aku masih belajar darimanapun dan apapun.
See ya in another menu~
Cheers! <3
Komentar
Posting Komentar