Waiting The Petrichor Chapter III : Their Sparkling Yesterday is About Their Love Today
Kemeriahan Percikan Kecil — Ngomongin soal panggung kehidupan ... itu gak akan ada habisnya deh ya.
Setiap orang memiliki panggungnya sendiri, dan kita adalah penontonnya. Begitupun sebaliknya mereka terhadap kita, kawan.
Dan disaat permainan panggungnya berjalan, pasti ada plot twist yang pernah membuat kita bertanya-tanya.
"Kok bisa sih dia dapet ini, dapet itu? Terjadi ini, terjadi itu?"
Misalnya, kita melihat seorang kawan yang sering banget ngeluh soal panggungnya yang reyot papan lantainya, gak begitu luas untuk dia berperan, tokoh-tokoh yang banyak villain baginya, dsb.
Namun, dengan mulusnya kawan ini tetap bisa bermain peran dengan anggun dan meriah memberikan plot twist dia.
Misalkan seperti pada panggung seorang kawan yang aku kenal.
Dimana dia sering sekali mendapat asisten pembimbing dalam praktikum yang kurang menyenangkan, plus menyulitkan.
Kawanku ini sering mengeluh hingga menangis perkara asisten pembimbing praktikum dia saja.
Namun, ia selalu bisa menyelesaikan tugas-tugasnya tepat waktu, dan memahami apa yang dikerjakan. Walau sambil nangis ngerjainnya.
Terlihat seperti biasa saja memang. Awalnya aku pun gak memikirkannya terlalu jauh.
Sampai pada suatu hari aku melihatnya sendiri secara langsung.
Kawanku ini yang masih menyempatkan diri untuk sholat dhuha di menit-menit yang seharusnya dia sudah segera berangkat ke kampus.
Aku memang gak tahu sesering apa dia melaksanakannya. Apakah setiap pagi dia menyempatkannya? Atau kebetulan di hari itu saja saat aku bersamanya?
Ini mengingatkanku pada sebuah postingan instagram. Kawan, bisa lihat postingan itu di sini.
Kita gak akan pernah tahu hal kecil apa yang seseorang kerjakan di balik layarnya.
Kita gak akan pernah tahu kalau gak mau mengintipnya sedikit.
Kenapa harus tau? Dan apa harus tahu?
Tidak juga. Tapi kalau kita tahu, itu bisa membuat dorongan untuk diri ini memproduksi keberuntungan-keberuntungan kecil melalui usaha-usaha baik lainnya.
Sederhana saja, seperti kalau kita berbakti dan benar-benar menyayangi orang tua kita.
Sesusah apapun pelajaran dan tugas yang sedang kawan hadapi, tetap akan terselesaikan dengan effortless.
Karena doa dan cita-cita orang tuamu memberikan lebih daripada apa yang kawan usahakan sebenarnya.
Setidaknya itu yang aku lihat juga pada seorang kawan yang aku kenal.
Bahkan kembang api berasal dari jutaan (entahlah berapa banyak) percikan-percikan api kecil yang bermain bersama.
Ramaikan percikan kecil yang kamu buat, ramaikan usaha kecil yang bisa kamu lakukan.
Untuk keberuntungan dan cinta yang lebih besar di hari esok.
Kawan, semua yang aku bagikan merupakan pov dariku. Tentu aku merefleksikan ini tidak instan, dan sampai hari ini aku masih belajar darimanapun dan apapun.
You can go with it or not, but I'm glad to know if you want sharing to me about it. Cheers! <3
Komentar
Posting Komentar