Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2024

The Beautiful Soul࿐ྂ

He and she —  Melakukan perjalanan pendek bersama para jiwa pencari yang indah memberikan pelajaran singkat pula akan sederhananya hidup yang tetap harus dihidupkan.  Walaupun tersesat bersama, namun mereka saling mencari tangan agar tetap bersama adalah bentuk kehangatan mereka.  Walk in the dark without caring tightness of cigarette smoke entering the lungs, but surely he is still behind or in front of you pulling your cold hand.  Sebenarnya mencari matahari atau bulan? Namun, ternyata mereka rasa bintang lebih pantas berada di atas mereka saat menunggu keduanya.  Berondong jagung atau oreo, apapun yang mereka pilih tidak menghilangkan jiwa pencari mereka.  Ya, kalaupun sempat hilang mungkin hanya tertutup kabut berawan saat si oren bulat muncul di sisi timur.  Tapi percayalah mereka akan kembali dengan lebih indah, saat padukanya sudah meninggi.  Mereka tetap hangat walaupun 10°C mengeringkan bibir-bibir merah muda itu.  The kindness soul,...

Waiting The Petrichor Chapter IV : Rising Your Energy

Gambar
Pemilik Kamar — Kalau seseorang pernah mengingatkan segera buang sampah di dalam rumahmu, segera lakukan saja kawan.  Sederhananya, kita membantu siklus energi di dalam rumah, loh.  Bagaimana ini bekerja, aku akan membantu mengurainya.  Welcome to my last chapter of "Waiting The Petrichor" edition, yeay!  To be honest, ini chapter yang paling aku suka karena kita akan membahas energi.  Jadi, semoga kawan bisa merasakan apa yang aku rasakan disini <3 Anyway, kamu pasti punya kamar kan, kawan?  Okey kita buat ini lebih sederhana dari ruangan mungil itu.  Mungkin kalian pernah mendengar (atau membacanya), kondisi kamarmu = kondisi mentalmu.  Jadi, kalau kawan sedang lelah, sedih, marah (pressure moment) sangat kecil kemungkinan kamar kamu akan bersih dan semua barang ada di tempatnya.  Pun sebaliknya, ketika kawan sedang bahagia dan merasa ringan (joy moment) kecil kemungkinan kamar kamu akan berantakan dan kotor.  Penuhnya kamar dengan ...

Waiting The Petrichor Chapter III : Their Sparkling Yesterday is About Their Love Today

Gambar
Kemeriahan Percikan Kecil  —  Ngomongin soal panggung kehidupan ... itu gak akan ada habisnya deh ya. Setiap orang memiliki panggungnya sendiri, dan kita adalah penontonnya. Begitupun sebaliknya mereka terhadap kita, kawan. Dan disaat permainan panggungnya berjalan, pasti ada plot twist yang pernah membuat kita bertanya-tanya. "Kok bisa sih dia dapet ini, dapet itu? Terjadi ini, terjadi itu?" Misalnya, kita melihat seorang kawan yang sering banget ngeluh soal panggungnya yang reyot papan lantainya, gak begitu luas untuk dia berperan, tokoh-tokoh yang banyak villain baginya, dsb. Namun, dengan mulusnya kawan ini tetap bisa bermain peran dengan anggun dan meriah memberikan plot twist dia. Misalkan seperti pada panggung seorang kawan yang aku kenal.  Dimana dia sering sekali mendapat asisten pembimbing dalam praktikum yang kurang menyenangkan, plus menyulitkan. Kawanku ini sering mengeluh hingga menangis perkara asisten pembimbing praktikum dia saja. Namun, ia selalu bisa me...

Waiting The Petrichor Chapter II : We Need Them

Gambar
Tokoh Objektif  — Kawan, siapa yang gak pernah curhat? Pastinya kita semua pernah, i bet it.  Entah itu ke kawan lainnya, ke Tuhan, atau bahkan ke buku diary (seperti tulisanku disini hehe). Melegakan pasti, walaupun belum menyelesaikan gundah gulana hati dan pikiran kita.  Ada satu momen, saat aku sedang "sambat" tentang satu keadaan yang membuatku bimbang dan sedih kepada beberapa kawan.  Lalu beberapa dari mereka mengiyakan kesedihan yang aku rasakan. Bahkan mereka hampir terbawa vibe sedih yang secara gak langsung aku bawa.  Aku menghargai bentuk empati itu. Tapi, bukan keadaan menyedihkan yang ingin aku ciptakan. Dan seketika, seorang kawan membuat sambaran kilat dengan kata-katanya yang menyadarkan kami semua.  Dia bersikap menengahi perasaan sedih yang sedang terjadi saat itu dengan pandangan dia yang lebih optimis.  Seperti, "kalo ada kawan kamu yang begini, terus kamu ikut-ikutan karena kawanmu. Kata bapakku itu bodoh". Mungkin bagi beberapa k...

Waiting The Petrichor Chapter I : Human being Human

Gambar
Hai, kawan. Di tulisan ini, aku mau berbagi journey dalam menanti si petrichor.  I might like to call it my resume, karena ada banyak sekali cerita yang bisa dibagikan selama aku belum menghirup petrichor untuk pertama kalinya dari yang terakhir dulu.  8 Juni 2024, pertama kalinya dengan sopan petrichor hadir lagi di malam hari saat aku sedang membuat catatan kecil untuk tulisan-tulisan ini, kebetulan sekali.  Dan iya benar, tulisan-tulisan ini tidak hanya ada satu chapter, tapi ada beberapa chapter yang akan dihidangkan untuk kawan-kawan nikmati.  So here we go again! ((hahaha like the liryc from my pretty boy song, ardhito~)) Right People just Right People — Kalau tidak diciptakan dan sengaja dilahirkan sebagai seorang manusia, kita gak akan bisa menikmati ego atas akal manusia kita.  Lezat bukan? Bisa merasakan berbagai emosional dari yang bisa kita pahami sendiri sampai gak bisa kita pahami dan bilang ... "kenapa dan bagaimana bisa aku merasakan ini?!" Sokey...