Waiting The Petrichor Chapter IV : Rising Your Energy

Pemilik Kamar — Kalau seseorang pernah mengingatkan segera buang sampah di dalam rumahmu, segera lakukan saja kawan. 

Sederhananya, kita membantu siklus energi di dalam rumah, loh. 

Bagaimana ini bekerja, aku akan membantu mengurainya. 

Welcome to my last chapter of "Waiting The Petrichor" edition, yeay! 

To be honest, ini chapter yang paling aku suka karena kita akan membahas energi. 

Jadi, semoga kawan bisa merasakan apa yang aku rasakan disini <3

Anyway, kamu pasti punya kamar kan, kawan? 

Okey kita buat ini lebih sederhana dari ruangan mungil itu. 

Mungkin kalian pernah mendengar (atau membacanya), kondisi kamarmu = kondisi mentalmu. 

Jadi, kalau kawan sedang lelah, sedih, marah (pressure moment) sangat kecil kemungkinan kamar kamu akan bersih dan semua barang ada di tempatnya. 

Pun sebaliknya, ketika kawan sedang bahagia dan merasa ringan (joy moment) kecil kemungkinan kamar kamu akan berantakan dan kotor. 

Penuhnya kamar dengan barang-barang, memberikan pressure energi terhadap mental. 

Karena, setiap benda memiliki energinya di alam semesta ini.

releasing
 

Misalkan, kemarin ketika aku baru menyelesaikan beberapa tugas dan ujian sehingga aku merasa senang (dan sedikit tenang). 

Perasaan ringan itu membuatku bisa membersihkan kamar dari berbagai barang.

((terutama sampah kertas yang berserakan T^T)).

Dimana sebelumnya, kamarku benar-benar berantakan karena aku hectic dengan beberapa tugas. 

Badanku lelah, jiwaku merasakan pressure, sehingga benda-benda di sekitarku memancarkan energi yang sefrekuensi denganku. 

Sampai aku menyadari bahwa pressing yang aku berikan dalam ruang istirahatku ini perlu "diperhatikan kembali". 

Dan aku mulai menata kembali energiku yang chaos, mulai dari beberes kamar. 

Hasilnya? Tubuhku merasakan recharge energi, karena aku berhasil membersihkan resistensinya. 

Yaitu sampah yang ada di kamarku. 

Sekarang aku jadi memahaminya, kawan. 

Kenapa dalam agamaku mengajarkan untuk segera membuang atau mengganti barang yang sudah tidak layak pakai. 

Kawan, kalau kita tidak bisa merawat diri yang telah diberikan Tuhan kepada kita.

Itu sama dengan tidak kita menghargai pemberian-Nya. 

Tubuh kita terbagi menjadi dua yang sama-sama perlu dirawat. 

Kalau kita beri skincare dan body care ke tubuh fisik kita. 

Maka tubuh astral ((roh)) kita pun memerlukan skincare dan atau body care tersebut. 

Salah satunya ya dengan merawat energi yang roh kita butuhkan. 

Jika kawan sudah bisa mengelola energi di dalam dengan baik.

Maka dengan mudah kawan menarik energi di luar tubuh yang satu frekuensi. 

Aku membuat tulisan ini karena aku juga belum sempurna dalam hal ini. 

Ini juga menjadi reminder bagiku, sekaligus bentuk aku ingin berbagi kepada kamu, kawan.

Kawan, semua yang aku bagikan merupakan pov dariku. Tentu aku merefleksikan ini tidak instan, dan sampai hari ini aku masih belajar darimanapun dan apapun. 

You can go with it or not, but I'm glad to know if you want sharing to me about it.

Sampai jumpa di menu spesial lainnya, kawan.

Cheers! <3


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membentuk Karakter Bela Negara

New Year Letter

Waiting The Petrichor Chapter III : Their Sparkling Yesterday is About Their Love Today