Poetry - Hujan dan Juni


Kecanduan. Mungkin itu bisa mendefinisikan betapa senangnya diriku setiap mencium aroma basah tanah pasca hujan. Malam ini benar-benar malam ini Tuhan memberikan aku secuil kebahagiaan yang menyenangkan inner child milikku. Betapa bahagianya mencium bau petrichor, walau hujan yang turun dengan tanpa aba-aba, hanya gerimis sebentar. I love it. Dan segerumul kata terpintas untuk aku rajut dalam sebuah poetry berikut. Terinspirasi dari Bapak Sapardi Djoko Damono yang puisinya akan aku bawakan dalam beberapa hari kedepan. 

Bunyi hujan malam hari yang menyenangkan dapat dinikmati juga di video singkat disini. Selamat menikmati.


Hujan dan Juni

Bukan perkara bijaknya dia turun ke tanah kering ini

Bukan juga bagaimana dia menyembunyikan rintik rindunya

Apalagi menyerap yang tak pernah terucap

Arif atau naif di malam yang kering 

Rembulan pun malu mengakuinya

Dan yang dirindukan

perlahan muncul di antara ribuan tetes hujan

Menguapkan kebahagiaan yang terpendam


Magetan, 17 Juni 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membentuk Karakter Bela Negara

New Year Letter

Waiting The Petrichor Chapter III : Their Sparkling Yesterday is About Their Love Today