Quick Letter in Petrichor Day
Quick Letter Cause I Miss You — Hai, kawan! It's me again <3
Setelah beberapa minggu kemarin mendapatkan banyak hujan, dan merasa cukup ((atau mungkin sudah tumpah-tumpah)) dengan petrichor energy, aku merasa sangat-sangat ingin untuk menulis ini. Tapi, karena aku disibukkan dengan hari-hari hujan itu, jadi aku memilih untuk live in the moment first.
Jadi, apa kabar kawan?
Aku harap, kawan juga menikmati hari-hari hujan ini ya ^^ terlalu disayangkan kalau kawan hanya bisa menghardik gerimis yang penuh berkah itu selalu.
Aku ada sedikit cerita dari hari-hari hujanku kemarin, kawan. Di tempat tinggalku saat ini aku mendapatkan cukup banyak assignment untuk menutup tahun 2024.
Naik turunnya emosional dan vibrasi sudah aku rasakan dalam dua bulan terakhir.
Tapi setiap kali hujan turun, aku merasakan Tuhan sedang membantuku dalam mengalirkan semua emosi yang aku rasakan saat itu juga.
Kebahagiaan, ikut mengalir..
Kesedihan, ikut mengalir..
Kekecewaan, ikut mengalir..
Kemarahan, juga ikut mengalir..
Semua terapi dari Tuhan, Ia berikan cuma-cuma. Sampai rasanya seperti,
"Tuhan, gapapa kah aku dipeluk dan memeluk ini semua?"
Karena ibaratnya gini kawan, saking merasa diri ini masih penuh lumpur habis main hujan-hujanan tapi malah dipeluk erat dan hangat(?)
By the way kawan, aku yakin aku ataupun kamu pasti pernah melakukan ini.
Cuma diam dan melihat beberapa kehadiran kecil yang ada di sekitar kita.
Misalkan pernah suatu waktu aku melihat seorang anak kecil laki-laki yang—entahlah dia sudah selesai atau mau berangkat mengaji—dengan memeluk kitab dia seraya menekan tombol di lampu merah sebelum menyebrang di zebra cross.
Momen singkat di jalan raya itu membuatku nostalgia dengan masa kecilku sendiri.
Lagi, di saat hujan turun rumput dan bunga-bunga liar jadi tumbuh subur di depan halaman tempat tinggalku saat ini.
Melihat bunga-bunga kecil yang cantik warna-warni itu membuatku berpikir, ada berapa banyak kehidupan kecil yang sedang berlangsung di dalam dan di bawah rumput serta bunga-bunga liar itu ya?
Di suatu pagi juga, aku yang duduk di bawah pohon trengguli dimana betapa beruntungnya aku mendapati dia sedang merekahkan bunga-bunga kuning cantiknya itu.
Kalau dilihat dengan dekat aku merasa dia menata bunga-bunganya seperti lampu-lampu kecil yang disusun vertikal dengan indah. Sampai di titik aku berkata,
"Suatu hari nanti aku ingin memiliki setidaknya satu lampu seperti bungamu di rumahku nanti".
kelopak bunga pohon trengguli
Kalau kawan sendiri, gimana ceritanya?
Sudahkah kawan menyadari kehadiran-kehadiran kecil itu?
Dann ada satu hal yang benar-benar ingin aku sampaikan dalam "quick letter" ini adalah..
Ketika kawan menyadari dan menerima kebahagiaan-kebahagiaan kecil yang hadir dalam hari-harimu. Kamu kawan, sudah menabung bentuk kebahagiaan sejati yang akan menjadi amunisi penting di suatu hari yang penting juga nantinya ((i swear you'd know better than i do)).
visualisasi dari akumulasi kebahagiaan kecil setiap harinya
Sekian "quick letter" yang aku tulis dengan cepat dan penuh haru bahagia ini, teruntuk kawan istimewaku di sini ^^
See you in another chapter kawan, cheers! <3
Komentar
Posting Komentar