Truth Or Dare
Live Chit Chat with Precious Peeps — Siapa yang akan menyangka, unplanned plans justru kerap membawa pesan kehidupannya. Kembali lagi pada pernyataan, manusia bisa berencana namun Tuhan yang berkehendak. Sengaja menjebakkan diri dalam hujan sore hari dan bermain truth or dare memberikan kesempatan bagiku dan dua orang kawan untuk saling bertukar kisah serta realita kehidupan zaman sekarang.
Ah tidak, kami sudah sejak siang saat waktu dhuhur masuk dalam bertukar cerita hingga tetesan air keluar dari mata melegakan sang penyair.
Penyair yang menyairkan sad story dibalik kepiawaiannya dalam menghibur orang-orang sekitarnya. Begitu menyedihkan dan penuh kasih kami dalam mendengarkan satu sama lain.
Botol fanta ukuran kecil berwarna merah yang entah rasa apa karena aku sangat jarang minum minuman bersoda dan memperhatikan flavour yang disediakannya, di putar untuk melihat pemberhentian mulut botol tertuju kepada siapa.
Bingo! Seorang kawan yang sebelumnya telah bercerita dengan tegar dalam tangisnya menjadi yang pertama untuk memilih truth or dare.
Fyi guys, peraturan dalam permainan ini ialah tiga kali truth dan satu kali dare, jadi bila nyawa truth anda telah habis maka kami harus memaksa anda untuk mengambil jatah dare. Just for fun buddy!
Singkat kisah, kami sangat menikmati waktu sore itu. Walau telah bertugas dan datang ke aula sekolah dari pagi namun unplanned plans yang direncanakan Tuhan justru membawa kami ke dalam ombak kehidupan satu sama lain hingga waktu sore mengetuk kesadaran kami untuk segera pulang.
Aku mengenal dan mengetahuinya, mereka mengenal dan mengetahui diriku. Baik gelapnya di bawah ombak kehidupan, maupun indahnya sun set di atas ombak kehidupan. Walau tidak sepenuhnya kami benar-benar membuka diri.
Yah, tidak apa-apa baik aku maupun kedua kawanku saling memahami hal tersebut. Karena tidak semua hal harus diceritakan. Namun, tetaplah baik untuk kita mempersilahkan mereka untuk masuk dan duduk di ruang tamu hati kita untuk setidaknya mengenal diri ini. Terlalu tertutup tidaklah baik.
Hahahaha~ bahkan walau aku telah menceritakan segelintir profil diriku agar setidaknya kedua kawan ini mengenal sisi misterius dalam diriku ini, mereka masih berkata bahwa aku susah ditebak dan bahkan bingung untuk bertanya apa dalam permainan truth or dare! (saat dimana aku memilih jatah truth ku).
Mengenai terlalu tertutup. Ibuku sering mengejek anak bungsunya ini bahwa ia terlalu menutup diri dan itulah sumber dari seringnya ia menangis malam hari karena overthinking dalam dunia sosialisasinya.
Aku akui, bahwa aku sangat kurang mahir dalam bersosialisasi. Maka dari itu, menulis dalam blog ini merupakan salah satu bentuk bersosialisasiku yang paling ampuh (imo).
Jadi, tidak terkejut lagi bahwasanya sering mendapat omongan bahwa aku gampang-gampang susah untuk ditebak. Ada sedih dan senangnya sebenarnya.
Kembali pada kisah berputarnya botol fanta merah. Nilai apa yang sebenarnya kami kejar? Saat itu aku belum tahu pasti. Bisa saja kami saling cuek tidak mengurusi urusan orang lain. Tidak acuh memang dibutuhkan pada beberapa momen kehidupan, namun jangan benar-benar untuk tidak acuh terhadap kesedihan satu sama lain.
Okey anggap saja semua orang di dunia stress, bahkan seorang psikiater sekalipun. Lantas siapa yang akan membimbing kesadaran kita kembali?
Tuhan memang ada untuk tempat kita berpulang dalam kehangatan jiwa, namun bila jiwa, pikiran, bahkan mata hati sedang kelabu penglihatannya bagaimana cara kita kembali ke jalan-Nya?
Tentu kita tetap membutuhkan pembimbing. Bila seorang pembimbing itu kita yang dalam kondisi masih bisa mempertahankan kesadaran diri, maka bimbinglah mereka yang tersandung akan frustasi hidup.
Dalam situasi truth or dare sore hari, baik aku maupun kedua kawanku tengah dalam kondisi tersandung ke-frustasian. Namun, masih mampu mempertahankan keseimbangan kami untuk tetap berdiri.
Disana pulalah, situasi dimana kami saling menjadi pembimbing untuk satu sama lain.
Proud to know them. Belajar memulai diri to say "no" untuk menolak, self love, merehatkan diri dalam overthinking, memilah kondisi berdasarkan hal terpenting mana dulu yang harus diselesaikan, dan tbh masih sangat banyak hal kecil-kecil yang terselip untuk di jadikan reminder kehidupan.
Terimakasih untuk kedua kawan yang turut berpartisipasi dalam penguakan emosi yang berkedok mini game truth or dare! Hahahaha~ <3
Komentar
Posting Komentar